Kamis, 18 September 2014

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Pak Ganda bekerja selama seminggu dengan 3 hari diantaranya lembur, beliau mendapatkan upah sebesar Rp. 30.000,-. Lain halnya dengan Pak Ganda, Pak Sukmana bekerja selama seminggu dengan 5 hari diantaranya lembur dan mendapat upah sebesar Rp. 36.000,-. Pak Ganda dan Pak Sukmana bekerja dengan upah yang sama. Berpakah upah mereka masing-masing untuk satu hari kerja lembur dan satu hari kerja biasa?

Dari permasalahan di atas, bagaimana cara kita mendapatkan solusinya?
Let's check this out!

First Step


Minggu, 07 September 2014

Generasiku

Hitam langit kabut terselimuti rasa
Kelam dan kelabu hati ini gelisah
Lelah lelah sudah ku menunggu berubah
Letih ku menanti yang tak pasti harapan

Generasiku satukan cinta satukan rasa
Generasiku gapailah bintang gapailah bintang

Takkan takkan ada hari esok hei kawan
Kini saat ’tuk menyapa saat ’tuk meraih harapan
Album indexliriklagu.info
Generasiku satukan cinta satukan rasa
Generasiku gapailah bintang gapailah bintang

Hope there’s always a rope for you to hold
There’s always a love for you that glow
Inside this dream unfold this stream
Made to be feel, let go the fear
We have to fight freedom for rights
Have to survive key to alive, key to alive

Generasiku satukan cinta satukan rasa
Generasiku gapailah bintang gapailah bintang

(hope there’s always a rope for you to hold
There’s always a love for you that glow
Inside this dream unfold this stream
Made to be feel, let go the fear
We have to fight freedom for rights
Have to survive key to alive)

You and i face the world, generasiku

Sabtu, 06 September 2014

Survive and Revive

Hari ini, Aku disini
Berjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang telah membakar seluruh jiwa

Ku coba resapi, ku coba selami
Segalan yang telah terjadi
Kuambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi

I will survive, I will revive
I won't surrounder, And stay alive

Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini

Hari ini, ‘kan ku pastikan
Aku masih ada disini
Mencoba lepaskan
Coba bebaskan

Segala rasa perih dihati
Coba resapi, Coba hayati
Segala yang telah terjadi
Ku ambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi

I will survive I will revive
I won't surrender, And stay alive

Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini....

Engkau selalu ada
Saat jiwaku rapuh
Di kala ku jatuh
And I want You to know
There's always fine to alive
I won't give up, I won't giving
I stay alive for you
For You... For You...


I will survive, I will revive
I wont't surrender, And stay alive
I will survive, I will revive
Getting Strongger, stay alive

Kau berikan aku kekuatan
Untuk lewati semua ini

I will survive, I will revive
Getting Bigger, Bigger than live

Kau yang Esa, yang Perkasa
GIVE ME WISDOM, TO SURVIVE.



Lirik di atas merupakan single dari seorang Bondan Prakoso. Lagu ini menginspirasi kita untuk tetap bertahan (survive) dalam segala kondisi. Hidup ini tidak akan selamanya mudah dan tidak selamanya susah. Roda kehidupan berputar terus tanpa henti tanpa terikat ruang dan waktu. Terkadang kita berada di atas, dan sewaktu waktu kita jatuh tenggelam ke dasar terbawah. Yang harus kita lakukan bukanlah lari menghindar, tetapi bertahan dan maju melawan. Menghindar dari masalah bukanlah sebuah solusi, tetapi hanya akan menambah berat beban kita. Segala bentuk masalah hidup harus kita hadapi dan beri solusi.
Hidup kita (sebenarnya) sudah diatur sedemikian rupa dalam sebuah “frame” yang tidak akan pernah (sedikitpun) berubah. Perjalanan hidup yang kita tapaki merupakan sebuah “fuzzle” yang terpasang dalam frame kehidupan. Fuzzle-fuzzle ini beragam bentuk dan ukurannya, tergantung seperti apa kehidupan yang dijalani. Selain fuzzle rekam jejak hidup kita, terdapat juga fuzzle masalah hidup. Dia ikut nimbrung masuk ke dalam frame kehidupan, sehingga memaksa frame untuk berubah bentuk dan ukuran. Sayang seribu sayang, Tuhan telah menetapkan bentuk dan ukuran frame kehidupan kita.
Ada orang yang dengan mudahnya menerima fuzzle masalah, kemudian dia menyerah begitu saja. Tak mau dan tak berkehendak apapun hanya akan membuat frame kehidupan kita ‘membengkak’ dan hancur. Apakah kita akan menerima (begitu saja) dengan mudahnya kehancuran hidup kita? Mikir!
Ada lagi orang yang bersikeras tak mau menerima kehadiran fuzzle masalah tersebut, hingga akhirnya fuzzle masalah mendobrak dan mengacak-acak kehidupannya. Setelah itu ia menyerah tak mau melakukan apapun untuk hidupnya. Berbeda dengan orang yang setelah itu berusaha bangkit kembali.
Orang lain ada yang menerima dengan lenturnya fuzzle masalah, namun dia begitu piaway mengatur frame kehidupan sedemikian sehingga tetap sebagaimana suratannya. Orang yang seperti inilah yang kemudian akan mampu menghadapi segala bentuk fuzzle masalah. Mereka akan bertahan, maju, dan kemudian melawan menghadapi segala permasalahan kehidupannya.
Setelah sekian bentuk tantangan hidup dapat diatasi, terkadang orang-orang lupa mengambil hal-hal yang tersirat di dalamnya. Mereka lupa bahwa dibalik semua kerja kerasnya ada Dzat yang mengatur segalanya. Mereka lupa bahwa frame kehidupan telah diatur sedemikian rupa oleh Dzat yang Maha Mengatur, Dzat yang selalu memberikan kekuatan agar dirinya mampu menghadapi segalanya. Disamping itu, bahkan ada orang yang jelas-jelas semakin menjauhkan hidupnya (dengan sengaja) dari apa yang sudah digariskan.
Tidak sedikit orang jatuh karena memang dirinya tidak siap untuk hidup. Meskipun segala bentuk daya motivasi disalurkan, dia tetap tidak akan memiliki motivasi hidup. Karena (memang) sejatinya motivasi datang dari dalam dirinya. Bagaimana kita berkenan menerima motivasi luar jika intern diri kita tidak memiliki motivasi yang lebih kuat? Mikir!

*dari pelbagai hikmah & pengalaman hidup

Selasa, 20 Mei 2014

Logika Matematika

Ada sebuah kejadian menggelitik ketika seorang dosen menerangkan tentang pernyataan. “Ingat ini antesedennya dan ini konsekuennya!”. Kemudian salah seorang mahasiswa berbisik pada temannya “anteseden itu P ya?”.
What?? 
P??
Karena kita terbiasa diajarkan dengan P, Q, A, ataupun B, kita terbiasa pula dipaksa menghafal bentuk-bentuk pernyataan biner dengan abjad-abjad abstrak tersebut. Alhasil bukan pemahaman yang diperoleh, tapi hafalan. Kita tidak engeh dengan konjung-konjung, disjung-disjung, anteseden-konsekuen, atau hipotesis-konklusi. Jadinya, perkuliahan membuat mahasiswa pintar menghafal daripada mahasiswa paham.
Tak lain pula dengan tabel kebenaran. Sebuah fakta yang sudah menjadi rahasia umum, di jenjang sekolah menengah maupun perguruan tinggi, kebanyakan masyarakat pendidikan hanya menghafal, bukan memahami. Ingatkah ketika Anda dijejali B B S S, B S B S, hasilnya Bla...Bla...Bla... ??? Ironis memang. Seharusnya mempelajari logika membuat logika kita lebih baik, dan memang tidak harus terlalu pusing dengan logika yang dipelajari karena kita makhluk yang lahir dengan logika. Tetapi kenyataan yang ada adalah logika membuat logika manusi menjadi kaku. Kontradiktif!
Kiranya, strategi pembelajaran kita masih perlu dibenahi. Memang tidak akan pernah ada strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan semua kemampuan mahasiswa. Tetapi setidaknya mereka memiliki pemahaman terhadap apa yang telah dipelajarinya. Bermatematika bukan berarti menciptakan robot hitung cepat ataupun penghafal ulung, justru bermatematika mendorong untuk berpikir logis, kritis, analitis, sintetis. *to be continued...

Minggu, 23 Februari 2014

Jumat, 21 Februari 2014

RPP Integral Kurikulum 2013

RENCANA PRLAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan           :    *******************
Kelas/ Semester               :    XI/ 2
Mata Pelajaran                 :    Matematika
Materi Pokok                   :    Integral
Pertemuan ke-                  :    103 dari 108 pertemuan
Alokasi Waktu                 :    2 x 45 menit

A.    KOMPETENSI INTI
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.     KOMPETENSI DASAR
2.1    Menunjukkan sikap senang, motivasi internal, bekerjasama, dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2    Memiliki sikap tanggung jawab dan responsif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
3.28 Mendeskripsikan konsep integral tak tentu suatu fungsi sebagai kebalikan dari turunan fungsi.

C.    INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Sikap
1.      Terlibat aktif dalam pembelajaran integral
2.      Bekerjasama dengan kegiatan kelompok dengan baik
3.      Responsif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif dengan baik

Pengetahuan
1.      Mengidentifikasi dan menentukan pola turunan suatu fungsi
2.      Menentukan kebalikan dari turunan suatu fungsi
3.      Menemukan konsep integral tak tentu suatu fungsi


Keterampilan
1.      Menyajikan hasil temuan konsep integral tak tentu suatu fungsi serta menerapkannya dalam pemecahan masalah yang sederhana

D.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan diskusi dan kelompok dalam pembelajaran integral diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran, kritik, serta dapat
1.      Mengidentifikasi dan menentukan pola turunan suatu fungsi
2.      Menentukan kebalikan dari turunan suatu fungsi
3.      Menemukan konsep integral tak tentu suatu fungsi

E.     MATERI AJAR

F.     PENDEKATAN/ MODEL/ METODE PEMBELAJARN
-          Pendekatan pembelajaran: pendekatan saintifik (scientific)
-          Model pembelajaran: Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)
-          Metode pembelajaran: Tanya jawab dan diskusi.

G.    MEDIA/ ALAT/ SUMBER PEMBELAJARAN
1.      Media              :    LKS, Slide Show
2.      Alat/ Bahan     :    Proyektor, Laptop, Papan tulis, Spidol, Penghapus.
3.      Buku Sumber  :   
-          Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam. Penyusun: Pesta E. S. dan Cecep Anwar H. F. S.
-          Matematika SMA Kelas XII . Penyusun: Herynugroho dkk.
-          Matematika Bilingual Untuk SMA/ MA Kelas XII IPA Semester 1 & 2. Penyusun: suwah Sembiring dkk.


H.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan/ Pendekatan Saintifik
Syntak Model Pembelajaran
Uraian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan

Orientasi:
1. Guru mengecek kehadiran siswa dengan menyebutkan satu persatu nama-nama siswa
15 menit

2. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin do’a sebelum belajar dan setelahnya guru bersama-sama dengan siswa membacakan do’a dipandu oleh siswa yang telah ditunjuk

Fase 1:
Orientasi peserta didik kepada
Masalah
Motivasi:
3. Sebagai pembuka pembelajaran, guru memberikan gambaran tentang pentingnya mempelajari konsep   integral dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Guru menyampaikan tujuan mempelajari konsep integral

Apersepsi:
5. Guru memberikan contoh kasus yang berhubungan dengan diferensial untuk memperoleh definisi integral

Inti
Mengamati

6. Guru bertanya kepada siswa bagaimana mengaitkan konsep diferensial dengan konsep integral, serta menampilkan permasalahan-permasalahannya dalam slide show.
60 menit

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik
7. Guru meminta siswa mengamati dan memahami masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan.
Menanya
8. Bila ada siswa mengalami masalah, guru melakukan tanya jawab dan mempersilahkan siswa   lain untuk memberikan tanggapan.

9. Selanjutnya guru membuka cakrawala penggunaan konsep diferensial untuk mendapatkan definisi konsep integral.

10. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang.

11. Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisikan langkah-langkah untuk memperoleh definisi konsep integral.
Menalar
Fase 3:
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
12. Guru meminta siswa berkolaborasi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan masalah.

13. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya.

14. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bertanya hal-hal yang kurang dipahami.
Mencoba
Fase 4:
Mengembangkan da menyajikan hasi karya
15. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.

16. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan member bantuan, bila diperlukan.
Jejaring
17. Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan laporannya di depan kelas.

18. Guru memilih satu kelompok (tidak harus yang terbaik) untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Fase 5:
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
19. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan penyempurnaan terhadap hasil diskusi.

20. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi kelompok

21. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa pada kesimpulan mengenai integral sebagai kebalikan dari turunan suatu fungsi.

22. Guru memberikan 2 soal yang   berkaitan dengan konsep integral. Dengan tanya jawab siswa dan guru menyelesaikan kedua soal yang telah diberikan dengan menggunakan strategi yang tepat.

Penutup

23. Siswa diminta menyimpulkan tentang definisi integral.
15 menit

24. Dengan bantuan slide show guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan mengenai konsep integral.

25. Guru memberikan tes tulis yang berupa soal dan dikerjakan di rumah.

26. Guru memberikan angket penilaian kepada siswa.

27. Guru memberikan gambaran materi pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk membaca serta mempelajarinya.

28. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

I.       PENILAIAN PEMBELAJARAN
Teknik penilaian    :    Penilaian diri, pengamatan, tes tulis
Prosedur penilaian  :
No
Aspek yang dinilai
Teknik
Waktu Penilaian
1.
Sikap
1.      Terlibat aktif dalam pembelajaran integral
2.      Bekerjasama dengan kegiatan kelompok dengan baik
3.      Responsif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif dengan baik

Penilaian diri
Penyelesaian proses pembelajaran
2.
Pengetahuan
1.      Mengidentifikasi dan menentukan pola turunan suatu fungsi
2.      Menentukan kebalikan dari turunan suatu fungsi
3.      Menemukan konsep integral tak tentu suatu fungsi
Tes tulis
Penyelesaian tugas individu/ kelompok
3.
Keterampilan
1.      Menyajikan hasil temuan konsep integral tak tentu suatu fungsi serta menerapkannya dalam pemecahan masalah yang sederhana
Pengamatan
Saat diskusi dan penyelesaian tugas individu/ kelompok



Instrumen Penilaian Pembelajaran
Tes tulis
Penyekoran  diberikan tidak hanya untuk  jawaban  akhir, tetapi  juga  proses  pemecahan  masalah yang  meliputi  pemahaman,  komunikasi  matematis (ketepatan  penggunaan  simbol  dan  istilah),  penalaran  (logis),  serta  ketepatan  strategi memecahkan masalah.




Mengetahui,
Kepala Sekolah


Guru Mata Pelajaran




(.......................................)
NIP. ...............................





(....................................)
NIP. ...........................