Kamis, 07 Juni 2012

UJIAN AKHIR B. INDONESIA SEMESTER GENAP 2011/2012


PETUNJUK
1. Jawablah soal berikut dengan mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan bernalar.
2. Biasakanlah mengawali pekerjaan Anda dengan berdoa.
Selamat, semoga sukses.

SOAL

1. Tulislah sebuah karangan ilmiah dengan ketentuan sebagai berikut.
            a)   Karangan diketik rapi di atas kertas ukuran A4 dengan jarak dua spasi.
            b)   Panjang karangan minimal 250 kata maksimal 750 kata.
            c)   Karangan harus didukung oleh minimal tiga sumber bahan.
            d)   Karangan yang sudah baik dikirim via email ke isna_sulastri@yahoo.com paling lambat Kamis, 07 Juni 2012 pukul 15.00 WIB.
e)     Alamat Blog Anda harap ditulis di halaman sampul (sesudah nama         Anda).
f)    Topik karangan (pilih salah satu di antara topik di bawah ini).

·         Tip Jitu untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Mahasiswa
·         Pandanganku tentang Kewajiban Menulis di Jurnal Ilmiah bagi Mahasiswa
·         Profil Ideal Mahasiswa di Era Kesejagatan
·         Manfaat Blog bagi Peningkatan Semangat dan Keterampilan Menulis

2. Tujuan utama perkuliahan Bahasa Indonesia adalah agar mahasiswa mampu meningkatkan kompetensi dan performansi berbahasanya dalam empat aspek utama yaitu:  (1) menyimak, (2) mewicara, (3) membaca dan (4) menulis.
a)      Upaya apa sajakah yang sebaiknya Anda lakukan untuk menumbuhkembangkan setiap keterampilan berbahasa itu? Tulislah upaya-upaya operasional yang sebaiknya Anda lakukan.
b)      Apakah Anda selama ini sudah melakukan semua upaya itu?
-          Jika sudah, bagaimana hasilnya? Jelaskanlah.
-          Jika belum, apa alasannya? Uraikanlah.
c)      Tulislah manfaat yang Anda peroleh setelah mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia pada semester ini ( jika ada ).



======= Selamat Berkarya =======

Selasa, 08 Mei 2012

GURU YANG BAIK DAN GURU YANG HEBAT: Apakah bedanya?


 

Pertanyaan yang tertuang dalam judul di atas antara lain dapat dijawab dengan memanfaatkan pandangan Mendikbud RI, Muh. Nuh yang disitir oleh Boy Yendra Tamin ( dalam http:// boyyendratamin.blogspot.com/2011/11/pendidik-profesional- antara-harapan-dan.html ). Menurut Nuh, “Guru yang baik akan menjelaskan sesuatu kepada muridnya sehingga paham, tetapi guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan kemampuannya sendiri“.

SOAL
1) Identifikasilah
a) Ciri-ciri guru yang baik;
Jawab :
ü Memnuhi persyaratan akademik sebagai seorang guru.
ü Memiliki wawasan yang luas dalam bidang-ajarnya.
ü Melakukan tugasnya sebaik mungkin, dengan menjelasan setiap materi pelajaran secara rinci dengan intonasi yang tepat dan jelas, sehingga setiap materi mudah diserap sampai siswa benar-benar paham.
ü Mendorong siswa untuk terus mengembangkan potensinya.
ü Disiplin, dan mampu menanamkan kedisiplinan sehingga siswa memiliki perilaku yang positif.
ü Mampu memberikan penjelasan kepada murid dengan sejelas-jelasnya.
ü Membuat siswa menjadi paham.
ü Memiliki metode belajar yang bisa membuat pemahaman murid menjadi lebih terampil

 b) Ciri-ciri guru yang hebat.
Jawab :
ü Mampu membangun sebuah hubungan baik dengan siswa.
ü Mampu memberikan inspirasi  dan motivasi yang membangun bagi kemampuan yang dimiliknya.
ü Mampu meyakinkan siswa bahwa ia bisa melakukan apapun dengan kemampuannya sendiri.
ü Memiliki banyak metoda pembelajaran dan mengusai berbagai media pembelajaran.
ü Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.
ü Kreatif dan inofatif ketika mengajar.
ü Menjelaskan dengan sebaik mungkin tanpa membuat siswa jenuh.
ü Mampu menjadi inspirasi bagi siswa.
ü menumbuhkan pola pikir yang lebih baik.
ü Mampu menjadi motivator bagi siswa.
ü Menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa dalam belajar.
ü Bisa menjadi sosok sahabat bagi siswa.
ü Menjalin komunikasi yang lebih hangat dan terbuka sehingga siswa tidak merasa canggung ketika melakukan interaksi dalam proses belajar mengajar

2.       Jika diwajibkan memilih, apakah Anda akan berupaya untuk menjadi "guru yang baik" ataukah ingin menjadi "guru yang hebat"? Mengapa demikian? Tulislah minimal tiga alasan yang mendasari pilihan Anda itu.
Jawab :
Menjadi “guru yang hebat”
Alasan :
ü Guru yang hebat tentunya harus menjadi guru yang baik terlebih dahulu.
ü Selain materi tersampaikan dengan baik, guru yang hebat mampu mengaplikasikan materi tersebut dengan baik pula.
ü Peran guru -sebagai pembimbing, pelatih, dan manajer belajar- sangat bisa dipenuhi oleh seorang guru yang hebat.
ü Menjadi manusia yang benar-benar bermanfaat bagi orang lain. Diantaranya dengan menjadi motivator, inspirator, dan konselor.

3.      Bagaimanakah profil ideal guru Bahasa Indonesia di era globalisasi ini?
Jelaskanlah menurut sudut pandang Anda masing-masing.

Pendidikan merupakan kebutuhan primer manusia sejak ia lahir. Karenanya, sangat lazim dibutuhkan pendidik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan berkembangnya ruang dan waktu, maka pengetahuan dan teknologi juga ikut berkembang. Dengan demikian, dibutuhkan juga tenaga pendidik yang profesional, dalam arti mampu menyikapi segala bentuk perkembangan tersebut.
Guru bahasa Indonesia seharusnya lebih mampu mengimbangi arus kemajuan zaman. Tidak hanya demikian, tetapi harus mampu juga mempersiapkan generasi yang akan melanjutkan perjuangannya. Sehingga, guru bahasa Indonesia yang ideal tidak hanya menguasai kebahasaan, tetapi juga menguasai prihl lain baik yang menyangkut kebahasaan ataupun wawasan umum lainnya yang mendukung pengembangan kebahasaan itu sendiri.

4.      Adakah manfaat yang Anda peroleh setelah membaca wacana itu?
Jika ada, tulislah semua manfaat yang dapat Anda petik darinya.

ü Menambah wawasan khususnya mengenai perbedaan guru yang baik dan guru yang hebat.
ü Memupuk dan menumbuhkan rasa ingin menjadi seorang guru yang hebat.
ü Mendapatkan inspirasi dan motivasi agar konsisten (istiqomah) dalam belajar sehingga kedepannya menjadi seorang guru yang hebat.

Kamis, 26 April 2012

TUGAS B.INDONESIA (rewrite)


Tugas 1
MENGAPA KITA MASIH HARUS MEMPELAJARI BAHASA INDONESIA?
oleh: Ahmad Salmun (Rabu, 22 Februari 2012 Pkl. 08:27)

BAHASA merupakan sebuah alat komunikasi seseorang dengan orang lain sehingga membentuk sebuah interaksi yang melahirkan pemahaman antara keduanya. Bahasa juga dapat diibaratkan dengan sebuah remote control yang dapat menyetel manusia tertawa, sedih, menangis, lunglai, semangat dan sebagainya. Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan gagasan-gagasan ke dalam pikiran manusia.
Wikipedia : “ Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.”
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan yang kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
2. Bahasa pengantar resmi di dalam dunia pendidikan.
3. Alat penghubung resmi pada tingkat nasional.

Ada beberapa alasan, mengapa kita harus belajar bahasa Indonesia :
A. Bahasa menunjukkan bangsa
Sebuah ungkapan atau sebuah pepatah yang memakai 2 unsur atau kata pokok yaitu bahasa dan bangsa. Dari dua unsur dapat disimpulkan 3 arti yaitu :
1. Tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur katanya.
2. Kesopansantunan seseorang menunjukkan asal keluarganya
3. Bahasa yang sempurna menunjukkan peradab       an yang tinggi dari bangsa pemilik bahasa tersebut.
B. Ilmu Pengetahuan
Berbahasa baik dan benar sangatlah penting. Maka, bahasa Indonesia diajarkan agar kita mampu berbahasa dengan baik dan benar. Selain itu, banyak hal yang kita dapatkan dengan mempelajari bahasa Indonesia.
Selain itu, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lain, itu kita harus belajar bahasa Indonesia sebab disiplin ilmu pengetahuan di ajarkan kebanyakan dalam bahasa Indonesia. Sekalipun berasal dari luar negeri, tetapi terkadang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Kalaulah dulu kita belajar dari orang lain, kini giliran kita untuk mengajarkan kepada orang lain. Yang menjadi pertanyaannnya, mampukah kita mengajarkan bahasa Indonesia khususnya dan/atau ilmu pengetahuan lainnya umumnya jika kemampuan berbahasa kita sangat kurang ataupun kurang baik.
Sebenarnya kita tidak dituntut  untuk 100% menguasai penggunaan EYD, tetapi kita dituntut untuk berlatih terus-menerus agar mampu berbahasa Indonesia baik dan benar.
C. Ingin menjadi orang berhasil, perlukah belajar bahasa Indonesia ?
Untuk menjadi orang berhasil, baik itu menjadi professor, ilmuwan, kepala pemerintahan, menteri, wakil rakyat, Gubernur, Bupati, menajer perusahaan, dan lain sebagainya, maka di tuntut untuk bisa berkomunikasi baik itu lisan maupun tulisan. Karenanya, sangatlah penting apabila kita mampu berkomunikasi dengan baik dan menggunakan bahasa yang benar.
D. Mempelajari bahasa negeri sendiri lebih penting daripada mempelajari bahasa negeri lain.
Sangatlah mengherankan jikalau kita lebih menguasai bahasa asing ketimbang bahasa negeri sendiri.
 Maka dari itu pondasi awal untuk mempelajari bahasa asing adalah mempelajari dulu struktur bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Masih banyak sekali alasan yang terkait dengan pentingnya mempelajari bahasa Indonesia. Yang terpenting adalah kita mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia.

Dikutip kebanyakan dari :




  
Tugas 2

HAL YANG MENYENANGKAN DAN TIDAK MENYENANGKAN MENGENAI BAHASA INDOESIA
oleh: Ahmad Salmun (Senin, 05 Maret 2012 Pkl. 19:39)

Belajar bahasa Indonesia tentunya sangat bermanfaat bagi Kita selaku bangsa Indonesia khususnya. Namun ternyata ada beberapa prihal mengenai pembelajaran bahasa Indonesia baik  yang menyenangkan maupun tidak menyanangkan. Beberapa hal yang menyenangkan ketika mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu diantaranya saya dapat memperbaiki sturuktur bahasa yang selama ini saya pergunakan. Karena ternyata masih begitu banyak hal-hal yang harus saya perbaiki dalam berbahasa Indonesia saya.
Dibalik hal yang saya rasa menyenangkan, ada beberapa hal yang sedikit tidak sesuai dengan perasaan saya ketika belajar mata kuliah bahasa Indonesia. Yakni kurangnya ke-efektif-an dan ke-kondusif-an kelas. Selain itu, segi penyampaian mata kuliah juga masih sedikit membingungkan bagi saya pribadi.
Terimakasih.

Tugas 3

MANFAAT MEMBACA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
oleh: Ahmad Salmun (Senin, 02 April 2012 Pkl. 23:50)

PENDAHULUAN
Buku adalah jendela dunia, dan membaca adalah kuncinya. Begiutlah pribahasa yang kerap kali kita dengar terkait motivasi mengenai mebaca. Kita hanya akan bisa membuka jendela dengan kuncinya, begitu halnya dengan jendela dunia, hanya dapat kita buka dengan kuncinya yakni melalui aktivitas membaca. Dengan membaca pengetahuan, wawasan, dan pengalaman Kita akan bertambah bahkan melebihi usia Kita.
Jika membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada, dan menjadikannya sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Kita bisa menggabungkan sebuah khazanah baru dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya.

TELAAH PUSTAKA
1.    Membaca
Hudgson dalam bukunya Learning Language (1960:43-44) memberikan batasan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Finochiaro dan Bonomo (1973:119) menjabarkan bahwa membaca merupakan proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and gettinng meaning from printed or written material).
Lain halnya dengan pandangan Anderson (1972:209) - dari segi linguistik - yang menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Goodman (1967: 127) mengatakan ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan munyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna.
Karenanya, untuk meningkatkan kemampuan membaca, Jim M. Allen mencoba berbagi kiat meningkatkan kemampuan membaca seperti,

1.                   Bukan suatu hal yang penting kita menjadi pembaca yang cepat untuk mendapatkan manfaat.
Kecepatan sebenarnya tidaklah terlalu penting. Akan tetapi yang penting adalah memperoleh manfaat yang kita inginkan dan kehendaki dari membaca buku, makalah, majalah, atau sumber lainnya. Bahwasanya tabiat dan judul buku mengharuskan kita membaca cepat sehingga kita memperoleh manfaat yang banyak. Buku-buku yang berisi kumpulan makalah misalnya. Buku yang berbentuk e-book dibeberapa situs internet memungkinkan untuk dibaca cepat. Adapun ketika kita mengambil salah satu buku fiqih tertentu atau buku yang memerlukan pemikiran yang mendalam, maka tabiat buku memaksa kita untuk membaca dengan lambat, atau kecepatan sedang sehingga kita memahami apa yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, kecepatan membaca bertingkat-tingkat sesuai dengan tabiat buku dan judulnya. Dan haruslah kita ingat bahwa yang penting adalah memperoleh manfaat, bukan menyelesaikannya dengan kecepatan tinggi.
2. Ketahuilah: Mengapa kita membaca?
Kita wajib mengetahui tujuan sebelum membaca. Dan yang menjadi landasannya adalah dengan memilih buku-buku yang kita baca dengan pemahaman dan pengetahuan. Apakah kita membaca untuk hiburan dan kesenangan? Ataukah kita
membaca untuk belajar yang berkelanjutan yang meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan kita, pkitangan hidup, hikmah atas sesuatu, pembangunan dan pembentukan kepribadian kita yang terdidik , kepemimpinan dan pemikiran sehingga kita bisa menjadi orang yang berpengaruh di lingkungan dan masyarakat sekitar kita?
3. Kita tidak perlu membaca segala hal.
Setiap buku, majalah, atau sumber lainnya tidaklah perlu dibaca secara lengkap. Umumnya majalah, sebenarnya tidak mengandung sesuatu yang dapat memberi manfaat. Untuk itu, hal yang penting adalah kita putuskan apa yang dibaca, dan waktu yang akan dihabiskan dalam membaca. Pilihlah buku yang sesuai dengan keahlian, kepentingan, dan bidang kita yang ingin kita tonjolkan.
4. Bukan hal yang penting kita membaca buku atau segala sesuatu yang ada di tangan kita.
Apakah kita membaca setiap tulisan di buku yang ada di hadapan kita? Dan apakah kita membaca setiap bagian dan bab dalam buku? Yang penting dalam masalah ini, jika kita mengikuti metode “membaca segala sesuatu”, kadang kita membaca bab-bab atau tulisan yang banyak dimana sebenarnya tidak diperlukan untuk dibaca. Pilihlah bagian yang penting saja dari buku, yang menarik perhatian kita, dan yang sesuai dengan keterangan dan manfaat yang kita cari. Dan jadilah orang yang bisa memilih dalam membaca.
5. Ujilah kondisi jiwa dan pembawaan kita sebelum memulai membaca.
Kondisi jiwa dan pembawaan sangat penting sebelum memulai membaca di waktu-waktu tertentu. Ketika kondisi jiwa sedang jernih, tidak jenuh, maka kita dapat membaca buku-buku berbobot yang memerlukan konsentrasi yang tinggi. Jika kita merasa jenuh dan lelah maka pilihlah buku-buku yang mudah dan ringan yang sesuai dimana tidak membutuhkan keseriusan dalam membaca.
6. Buat skala prioritas dalam membaca.
Jadikan kegiatan membaca kita sesuai dengan skala prioritas. Jika kita berniat mengarang sebuah buku, karya ilmiah, makalah, maka bacaan kita harus sesuai dengan judul yang kita niatkan. Yang demikian ini –dari fakta penelitian dan pengalaman kebanyakan orang- dapat mendorong kita untuk meneruskan membaca dan itu merupakan faktor pendorong yang paling penting dalam membaca.
7. Perbaiki, atur, dan siapkan tempat kita membaca.
Kita akan membaca dan memahami dengan sebaik-baik keadaan, apabila tempat kita membaca teratur dan siap dengan keadaan yang dapat membantukita membaca. Kenyamanan kita ketika duduk merupakan faktor penting untuk meneruskan membaca.
8. Jika kita telah memulai membaca jangan berhenti.
Jangan berhenti membaca, kecuali ada sebab darurat dan terpaksa harus berhenti. Jika kita telah selesai membaca dan kita memiliki beberapa pertanyaan, ulangi sekali lagi secara detail untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dalam benak kita atau mencari jawaban di buku-buku lain. Jika kita tidak memiliki pertanyaan, maka sebenarnya kita telah mendapatkan apa yang kita perlukan. Pertanyaan merupakan pintu kebaikan yang besar bagi siapa saja yang menginginkan perkembangan yang terus-menerus pada kepribadian, pembentukan pola pikir dan jiwa kepepimpinannya.
9. Konsentrasilah!
Ingatlah dengan baik, bahwa kita sedang membaca dan kita memiliki tujuan dari membaca. Untuk itu kita harus berkonsentrasi dalam materi yang dibaca. Jika kita kehilangan konsentrasi dan perhatian setelah membaca, maka istirahatlah sejenak atau kita bisa membaca buku lain.
10. Bertahaplah dan biasakan.
Sesungguhnya seorang pembaca besar tidak dilahirkan di antara siang dan malam dan mereka melihat diri mereka sebagai seorang pembaca yang besar. Tetapi mereka kerja keras dan mencari sebab belajar dari kesalahan mereka baik dalam memilih buku atau metode membaca. Memahami dan mengerti pelajaran dari sela-sela penelitian, pengalaman dan kebiasaan.

B. Menulis
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang- lambang tulisan. Senada dengan itu, Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Sedangkan menurut Mc. Crimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkan bahwan menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.

C. Manfaat Membaca dalam Menulis Karya Ilmiah
Segala sesuatu pastilah mempunyai manfaat, pun dengan membaca. Sebelum membahas lebih jauh mengenai manfaat membaca dalam menulis karya ilmiah, alangkah lebih baik kita mengenal manfaat membaca itu sendiri.
Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, “La Tahzan” mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu diantaranya sebagai berikut :

·      Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
·      Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
·      Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
·      Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
·      Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
·      Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
·      Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
·      Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
·      Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
·      Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).


Riset dengan jelas menunjukkan bahwa kita belajar menulis dengan membaca. Untuk lebih tepatnya, kita memperoleh gaya tulisan, bahasa khusus penulisan, semuanya dengan membaca.
Hunting (1967) memaparkan riset untuk disertasi (tidak dipublikasikan) yang menunjukkan bahwa “kuantitas tulisan tidak berkaitan dengan kualitas tulisan.” Banyak sekali kajian yang menunjukkan bahwa meningkatnya kuantitas tulisan tidak mempengaruhi kualitas tulisan.
Dapat disimpulkan bahwa gaya tulisan berasal dari membaca bukan dari menulis, sejalan dengan yang diketahui mengenai kemahiran berbahasa: kemahiran berbahasa diperoleh melalui masukan (input) bukan melalui keluaran (output), dari pemahaman bukan hasil.
Muhammad Noer (2011) memaparkan, “Jika selama ini Kita kesulitan menulis dan selalu berhenti pada kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya karena terlalu sedikit stok informasi yang Kita miliki.” Simpulnya, kita harus menambah stok informasi tersebut – melalui membaca - agar proses menulis menjadi lancar.
Lebih lanjut, Noer memaparkan, Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis, diantaranya:


 Membaca memperluas wawasan.
 Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda.
 Membaca membantu Kita belajar teknik menulis yang dipakai oleh
   orang yang lebih berpengalaman.
 Membaca membuat ide Kita melimpah.
 Membaca menjadikan otak dan pikiran Kita aktif.
 Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat
   yang siap dipanggil kapan saja.
 Membaca membuat jalan pikiran Kita menjadi lebih lentur.
 Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian
   yang bisa Kita pakai dalam menulis.
 Membaca membuat Kita mampu menganalisa, menghubungkan
   informasi yang terserak, dan melihat benang merah dari sebuah
   persoalan.
 Membaca membuat Kita mempunyai bahan yang banyak untuk
   menuliskannya kembali.

Dapat disimpulkan bahwa begitu sangat erat kaitannya antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Keduanya mempunyai hubungan komplementer.

DAFTAR PUSTAKA
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/11/pengertian-menulis.html [30 Maret 2012]
http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html [30 Maret 2012]
http://pelitaku.sabda.org/menulis_membutuhkan_membaca_dan_membaca_membutuhkan_menulis [29 Maret 2012]
http://www.direktori-islam.com/2009/07/10-langkah-meningkatkan-kemampuan-membaca/
http://www.remajaislam.com
Kurniawan, Wawan. (2012). Mahasiswa, Menulis, dan Resiliensi. [online]. Tersedia: http://makassar.tribunnews.com/2012/03/04/mahasiswa-menulis-dan-resiliensi [02 April 2012]
Malyno, Jufry. (2012). Hakikat dan Pengertian Membaca. [online]. Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2011/11/hakikat-dan-pengertian-membaca.html. [30 Maret 2012]
Noer, Muhammad. (2011). Gemar Membaca, Terampil Menulis. [online]. Tersedia: http://www.muhammadnoer.com/2011/11/gemar-membaca-terampil-menulis/. [29 Maret 2012]
Tugas 4
KESADARAN BERBAHASA
oleh: Ahmad Salmun (Selasa, 10 April 2012 Pkl. 05:12)

Rangkuman
Kesadaran berbahasa adalah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan dengan demikian, ia berkemauan untuk membina dan mengembangkan bahasa itu.
Tanggung jawab berbahasa mengandung unsur keselamatan pembicara dan pemakai bahasa. Tanggung jawab pemakai bahasa bukan saja terbatas pada pemilihan kata dan kalimat yang baik, melainkan juga bagaimana caranya mengucapkan kata dan kalimat itu.
Karena bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan, maka bahasa dipengaruhi oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.
Tanggung jawab adalah juga manifestasi dari sikap, dalam hal ini sikap positif. Sehubungan dengan itu, sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari dua segi, yakni  segi positif dan sikap negatif. Siakp terhadap bahasa ditekankan pada segi tanggung jawab dan penghargaan terhadap bahasa. Sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada diri sendiri dalam menggunakan bahasa secara tertib.
Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghasilkan perasaan memiliki bahasa. Dengan kesadaran bahasa, diharapkan timbul rasa memiliki bahasa. Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik tolak dari anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi.
Jika seseorang telah hati-hati berbicara atau menulis, sehingga bahasanya terpelihara, tidak ada kesalahan dilihat dari segi kaidah bahasa, maka keadaan ini telah menandakan bahwa dia telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa.
Tugas 5
BAHASA INDONESIA: LATIHAN 1
oleh: Ahmad Salmun (Rabu, 11 April 2012 Pkl. 02:59)

BAGIAN A
Petunjuk
1.   Kerjakanlah soal berikut dengan cara menghitamkan huruf B jika pernyataan yang terdapat dalam soal Anda anggap benar dan hitamkan S jika salahContoh jika jawaban betul: ( B-S).
2.      Jawaban Anda ditulis langsung pada lembar soal ini.

SOAL

1. Tujuan utama perkuliahan Bahasa Indonesia adalah untuk menumbuhkembangkanketerampilan berbahasa mahasiswa, baik lisan atau pun tulisan (B -S ).
2. Salah satu upaya menumbuhkembangkan keterampilan berbahasa mahasiswa adalah dengan menumbuhkan kesadaran berbahasa Indonesianya terlebih dahulu ( B-S ).
3. Kesadaran berbahasa seseorang tidak dapat dilihat  dari tanggung jawab dan sikapnya terhadap bahasa Indonesia ( B-S ).
4. Mahasiswa Program Studi Matematika tidak perlu memiliki kesadaran berbahasaIndonesia sebab mereka tidak akan menjadi guru bahasa Indonesia (B-S).
5. Membiasakan diri berbahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia terutama di dalam forum forum resmi, merupakan wujud tanggung jawab seseorang terhadap bahasanya ( B – S  ).
6. Menurut Mansoer Pateda, tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa dapat diwujudkan hanya dalam bentuk partisipasi formal ( B – S  ).
7. Pengguna bahasa yang berpartisipasi secara formal, biasanya dengan kesadaran sendiri berusaha untuk menjadi peserta aktif dalam setiap kegiatan kebahasaan (B-S).
8. Mahasiswa Program Studi Matematika idealnya berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan bahasa,  minimal dalam bentuk partisipasi formal (B-S).
9. Salah satu contoh partisipasi formal yang dapat dan patut dilakukan mahasiswa  Program Studi Matematika adalah berupaya untuk selalu berhati-hati dalam berbahasa sehingga bahasa yang digunakannya senantiasa tertib dan terpelihara ( B – S ).
10. Mampu menghafal kaidah bahasa Indonesia dengan baik tanpa berlatih mengimplementasikannya belum menjamin seseorang akan menjadi pengguna bahasa yang baik (B-S).
11. Mahasiswa Program Studi Matematika yang sudah berusaha untuk berbahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia dalam forum-forum resmi, merupakan pertanda bahwa dia sudah memiliki kesadaran berbahasa (B-S).
12. Kalimat efektif biasanya tidak komunikatif (B-S).
13. Kalimat yang ambigu termasuk salah satu contoh kalimat efektif ( B-S ).
14. Kalimat ambigu adalah kalimat yang tidak memiliki struktur yang lengkap ( B-S ).
15. Penggunaan bahasa Indonesia  yang baik dapat dilihat antara lain dari keefektifan kalimat serta ketepatan diksi dan ejaannya (B-S).


BAGIAN B

Ada pernyataan yang berbunyi, “Maju mundurnya suatu bahasa sangat ditentukan oleh kesadaran berbahasa pemakai bahasa itu sendiri”.
1.    Setujukah Anda dengan pandangan tersebut? Apa alasannya?  Tulislah argumentasi Anda terkait inidalam satu paragraf.

Setuju,

Kesadaran berbahasa meimbulkan sikap bagaimana ia bertingkah laku dalam menggunakan bahasanya. Sikap itu diwaranai oleh sikap menghormati, bertanggung jawab, dan ikut memiliki bahasa itu. Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa sangatlah diperlukan untuk menghindari salah pengertian. Selain itu, karena bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan yang unik, maka bahasa dipengaruhi oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.

2.    Tulislah minimal lima ciri orang yang memiliki Kesadaran Berbahasa. Uraikan masing masingnya dengan singkat.
·      Selalu berhati-hati dalam menggunakan bahasa
·      Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa
·      Rasa ikut memilki bahasa
·      Sikap terhadap bahasa dan berbahasa
·      Berkemauan  membina dan mengembangkan bahasa

3.    Sudahkah Anda memiliki kelima ciri tersebut? Jelaskanlah dengan argumentasi yang bernalar.
Secara pribadi, saya belum memiliki kelima ciri diatas. Terlintas dari kebiasaan berbahasa sehari-hari yang digunakan.

4.    Upaya apakah yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Anda? Jelaskanlah.
·      Mencari dan/atau bertanya kepada yang lebih ahli terkait bahasa dan berbahasa.
·      Membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
·      Mewacana sumber-sumber nonfiksi.